Berfikir
‘diluar kotak’ adalah sikap dan tindakan yang dilakukan orang-orang
hebat, cara berfikir ini telah bayak dibuktikan oleh orang-orang yang
pada akhirnya sukses dalam kehidupan dan karirnya. Berfikir dengan cara
yang tidak biasa dan diluar apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang
adalah sikap yang dipilih oleh para pemenang yang selalu melihat peluang
dalam setiap peristiwa dan menciptakannya menjadi momentum keberhasilan
dan kesuksesan.
Dalam
pemahaman umum, badai adalah suatu hal yang harus dihindari dan
siapapun yang dihantam badai akan terhempas, terpuruk, bahkan akan mati
terseret oleh kuatnya arus badai yang menghantam. Namun jikalau kita
berfikir positif dan diluar kebiasaan, kita akan melihat betapa badai
telah menguji kuatnya batu karang, badai telah melahirkan pelaut ulung
dari nusantara yang terkenal seluruh penjuru dunia. Bahkan dimasa depan
dengan sentuhan teknologi badai akan disulap menjadi sumber energi
listrik gratis (hehehe.., ini ide buat pak Dahlan Iskan dan PLN yg tiap
tahun rugi melulu…*_¤).
Mencermati
gonjang-ganjing politik nasional belakangan ini, memasuki tahun
menjelang pemilu yang oleh sebagian kalangan mengatakan dengan mana
‘tahun politik’ (terasa janggal karena yang mendeklarasikan adalah
seorang presiden, ‘!?’). Partai politik dituntut untuk berhati-hati
dalam melangkah, karena sedikit saja melakukan kesalahan akan menjadi
bulan-bulanan pihak lawan dengan pembentukan opini dimedia massa. Bahkan
pemberitaan tidak berimbang terkadang menjadi suguhan dan tontonan
ditengah media yang tidak lagi objektif dan netral, bahkan sebagiannya
sudah menjadi alat propaganda kelompok dan partai tertentu.
Adalah
PKS, sebuah partai penomenal yang menorehkan sejarah baru dalam pentas
politik nasional. PKS adalah gerakan sosial dan keagamaan (baca; Dakwah)
yang bermetamorfosis menjadi partai politik untuk memperjuangkan ide
dan gagasannya secara konstitusional dalam sistem demokrasi. Penomena
PKS dan kerja keras para kadenya telah mengantarkan partai ini menjadi
partai Islam terbasar saat ini dan menempati posisi keempat, sehingga
partai ini semakin berpengaruh dan diperhitungkan dipentas politik
nasional.
Menghadapi
pesta demokrasi 2014 dengan target rasional partai ini jauh hari telah
menargetkan untuk naik kelas keposisi 3 besar secara nasional. Jika
membaca sejarah keikut sertaannya dalam pemilu target ini bukanlah
target muluk melihat grafik perolehan suara pada setiap pemilu yang
selalu naik dan ditopang dengan jumlah kader yang terus bertambah.
Namun
partai yang lekat dengan citra bersih ini akhirnya ‘digelincirkan’ oleh
isu suap kuota impor daging sapi yang membuat KPK bak ’super hero’
menjemput presiden PKS di markasnya tanpa kompromi. Kasus ini meledak
bagaikan bom atom dan membuat pihak-pihak yang berseberangan dengan PKS
seperti mendapat angin segar dan amunisi baru setelah kehabisan bahan
untuk memojokkan PKS. Kasus ini kemudian dipermak sedemikian rupa untuk
mendiskreditkan dan memojokkan PKS. Media kebanjiran berita miring
tentang PKS dengan bumbu-bumbu dan rekaya yang terkadang jauh dari
kenyataan.
Gelombang
badai yang menghantam PKS yang dipropagandakan oleh media terasa
menyesakkan dada kader-kader PKS. Ditambah lagi analisi pengamat yang
menggambarkan bahwa PKS akan hancur-lebur di 2014.
Namun
bukan PKS namanya jika tidak mampu ‘bermain’ ditengah arus badai,
pemberitaan besar-besaran oleh media dimamfaatkan oleh PKS untuk
melakukan kampanye gratis dengan sedikit sentuhan ‘cantik’ yang justru
membalikkan keadaan dan membuat PKS mendapatkan simpati publik dan
membangkitkan semangat juang kader dan simpatisan PKS.
Kondisi
ini setidaknya telah mematahkan analisis dan mimpi media dan pengamat
yang ingin melihat PKS hancur luluh dipemilu 2014. Ditengah hantaman dan
serangan bertubi-tubi PKS justru memnduduki posisi 3 besar dalam survei
yang baru saja dipublikasikan oleh Media Survei Nasional (MEDIAN).
Berikut hasil lengkap survei MEDIAN yang dikutip dari situs okezon.com :
1. Partai Golkar;17,1%
2. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan;16,7%
3. Partai Keadilan Sejahtera; 7,2%
4. Partai Demokrat; 7,1%
5. Partai Gerindra; 6,5%
6. Partai Kebangkitan Bangsa; 5,6%
7. Partai Persatuan Pembangunan; 5,2%
8. Partai NasDem; 3,7%
9. Partai Amanat Nasional; 3,5%
10. Partai Hanura; 1,3%
11. Partai Bulan Bintang; 0,6%
12. PKPI; 0,1%
Menempatkan
secara berturut dalam posisi 3 besar GOLKAR, PDI-P & PKS adalah hal
yang sangat berdasar mengingat hanya 3 partai inilah yang mapan dalam
manajemen kaderisasi dan moderen dalam pengelolaan organisasi partai,
sehingga ke 3 partai ini mampu merawat, menjaga dan memperluas basis
massanya. Dalam kondisi yang darurat sekalipun basis massa dari ketiga
partai ini akan cendrung bertahan dan tidak terpengaruh oleh opini dan
propaganda yang menyudutkan dan menyerang partai, karena mereka punya
cara dan sarana untuk menepis pandangan miring terhadap partai dan kader
akan tetap solid mendukung partainya.
Inilah
alasan kenapa partai yang berbasis pada kader akan mampu bertahan lebih
lama daripada partai yang hanya mengandalkan tokoh dan uang semata.
Boleh saja ada partai baru dengan tokoh populer, atau bahkan partai yang
menang pemilu dengan kekuatan tokoh dan uang, tapi ketiga partai ini
jika mereka konsisten akan tetap memberi warna dan pengaruhnya di pentas
politik nasional.
Sekali
lagi, anggapan dan analisis ngawur akan masa depan PKS akan membuat
pengamat, media dan siapapun yang meneber fitnah dan kebencian akan
terbantahkan dengan sendirinya. Bagi PKS, badai, prahara, ujian atau
apapun namanya adalah sarana pembelajaran dan pendewasaan diri untuk
mempersipakan mental untuk ‘naik kelas’ demi mewujudkan indonesia yang
sejahtera dan harmoni.
Terakhir saran saya untuk siapapun yang benci PKS, LATIHLAH JANTUNG ANDA UNTUK BERSIAP MELIHAT KEJUTAN DI 2014.
Salam Cinta untuk Indonesia
By: Muhammed Rivai [@rivai19] - Kompasianer
0 comments:
Posting Komentar